Rabu, 04 Januari 2012

What is Happy?

 

Kebahagiaan Adalah...

Semua orang pastilah mengharapkan kebahagiaan datang dan selalu melingkupi hari- hari mereka. Namun ada dari mereka yang masih bingung tentang apa arti bahagia dan bagaimana caranya agar mereka mendapatkan kebahagiaan itu.
Kebahagiaan, bukan terletak dalam penuhnya gudang uang yang tersimpan rapi dalam rumah, namun lebih dari itu adalah gabungan dari besarnya penghambaan diri kepada Allah, ketiadaan meminta pada manusia karena tercukupi, dan penguasaan hati serta nafsu, yang tersimpan rapi dalam sebuah kalbu manusia yang berhati suci.
Kebahagiaan adalah ketika ketika kita dapat melakukan lebih banyak hal untuk lebih banyak kebahagiaan orang lain, bahkan saat diri mereka tidak lagi dapat membahagiakan dirinya sendiri. Subhanallah, lihatlah jiwa- jiwa yang ikhlas itu, yang diciptakan allah di dunia seperti pabrik kebahagiaan yang siap disebar luaskan untuk mendamaikan hati, dan meluaskan dada sesamanya yang terasa sempit karena cobaan hidup. Dan dalam hati mereka pun berbisik, tak apa jika mereka menghabiskan banyak waktu mengurus kepentingan demi kebahagiaan orang lain, dan Insyaallah sebagai balasannya, Allah yang akan mengurus kepentingan dan membahagiakan mereka.
Kebahagiaan adalah kepuasan batin atas tercukupinya kedamaian bagi orang lain. Dan lihatlah para manusia ajaib yang begitu tenang itu. Mereka mencoba mendamaikan orang lain, dengan terlebih dahulu mengkondisikan hati dan pikirannya agar terlebih dahulu terkondisikan. Dan setelah itu, bukankah juga kedamaian akan menjadi hak mereka?
Kebahagiaan sejati adalah ketika Ridho Allah terengkuh oleh kita atas setiap nafas, jejak kaki, kata hati dan  perilaku kita. Tanyakan kepada para mereka yang kaya, apakah masih akan ada sebuah lubang kesedihan dari diri mereka. Pastilah jawabannya iya, karena dunia ini memang tidak sempurna, dan kebutuhan akan dekatnya Allah atas batin dan jiwa yang lapar akan kasih sayangNya, itulah yang dapat menyempurnakan kebahagiaan batin mereka. Meskipun manusia dalam gelimang harta, namun jika hal itu tidak mereka punyai, maka mereka tak lebih dari seorang yang tidak berpunya.
Dengan definisi apapun, ternyata kebahagiaan hanya berarti satu. Kebahagiaan adalah karena Allah, bersama Allah, dekat dengan Allah, mengenalNya dan merasa memilikiNya dalam jiwa dan keseharian kita.
Maka berbahagialah, wahai manusia yang senantiasa melekatkan hatinya, mensandarkan harapannnya hanya kepada Allah dan tidak mengkhianatinya walaupun dia tengah sendiri...
Berbahagialah wahai jiwa- jiwa yang damai yang tahu bagaimana cara mensyukuri sebuah kebahagiaan dan pandai berterimakasih selalu kepada sang pemberinya...
(Syahidah/voa-islam.com)

Creative Muslim





       Remaja Muslim dan Kreativitas Tanpa Batas

Kreativitas sangat dekat hubungannya dengan proses menghasilkan sesuatu hal yang baru. Kalau menilik kata “kreativitas” maka dipastikan kata dasarnya adalah kreatif. Definisi kreatif memiliki kaitan dengan beberapa kata seperti proses berpikir, perilaku, kebiasaan, karya, dan sebagainya. Kreativitas sangat dibutuhkan dalam bidang kehidupan manusia apapun bidangnya. Orang yang memiliki kreativitas, akan lebih mudah untuk maju dan berkembang serta berhasil dalam menjalani kehidupannya.

Definisi tersebut menggambarkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental yang terjadi dengan melibatkan pemikiran baru (new idea or concept) atau pembaruan kumpulan pemikiran yang sudah ada (exist) sebelumnya, di mana pemikiran tersebut bersumber dari pemahaman yang mendalam.

Apakah definisi tersebut telah mewakili pengertian kreativitas secara keseluruhan? Pada kenyataannya, hasil berbagai penelitian dan kajian yang dilakukan terus menerus dari masa ke masa menunjukkan bahwa definisi kreativitas sangat rumit dan memungkinkan adanya lebih dari satu definisi karena tidak adanya suatu alat ukur yang resmi dan menjadi standar bersama terhadap kreativitas individu.

Sementara dalam Islam, kreativitas seorang muslim harus diarahkan untuk mengekspresikan kebenaran absolut yang diyakininya, dan untuk menambah keimanan kita. Hidup seorang muslim tidak keluar dari jalan spiritualitas yang merupakan bagian dari kreativitas yang dimilikinya. Kita bisa mengatakan bahwa sesungguhnya kreativitas menjadi sifat dasar kita. Dari hal tersebut, kita mengidentifikasi berbagai tanda di alam semesta, mencoba memahami, dan merasakan keagungan Sang Pencipta serta segenap potensi di dalam diri kita.
… kreativitas seorang muslim harus diarahkan untuk mengekspresikan kebenaran absolut yang diyakininya, dan untuk menambah keimanan…
Namun, apa yang terjadi terkadang menghalangi kreativitas tersebut, dan hal itu membuat kita berpikir bahwa kreativitas kita tidak eksis. Apa yang harus kita lakukan adalah menciptakan ‘jalan kecil’ di dalam kesadaran kita agar kreativitas kita bisa muncul.

Sebagai muslim, kita diharuskan untuk dekat dengan ‘sisi kreatif’ berdasarkan spiritualitas kita. Kreativitas dikembangkan melalui ibadah kita; shalat, shaum, bersedekah, berdoa, mentadaburi tanda-tanda kekuasaan Allah dan makna-makna di dalam Al-Qur’an. Tatkala kita bisa menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah yang menakjubkan di alam semesta dan di dalam diri kita, maka kita dapat bergerak menuju kreativitas. Kita akan memecahkan ketakutan dan menguatkan kepercayaan diri kita.

Selanjutnya adalah mencari jalan untuk mengekspresikan semua hal itu. Banyak hal yang dapat dijadikan inspirasi kreativitas. Kreativitas orang lain bisa menjadi inspirasi buat kita. Dan yang terpenting lagi, Allah menjadi inspirasi tertinggi kita. Dialah yang telah memberi kita pemahaman dan kemampuan kepada kita untuk mengekspresikan diri kita. Sebagai manusia, kita merupakan bagian dari kreativitas Allah. Maka kita pun diharuskan untuk kreatif dan berwawasan tinggi. Banyak orang yang berharap agar mereka bisa lebih kreatif, namun tidak dapat melangkah menuju kreativitas tersebut. Betapa seringnya kita memiliki ide-ide unik dan mimpi-mimpi indah, namun tidak memiliki cara untuk mengaktualisasikan semua itu.

Ketika kita mencoba untuk mengembangkan kreativitas kita, maka seringkali dihadapkan pada jalan terjal yang penuh onak dan duri. Kita mungkin telah memancangkan tekad untuk melebarkan kreativitas kita dan mencoba beberapa hal berbeda, namun di saat yang sama, muncul dorongan untuk mengabaikan seluruh proses tersebut dan kembali ke kehidupan statis yang biasa kita jalani.
…Dalam Islam, kreativitas apapun namanya, jika bertentangan dengan akidah Islam, tidak bisa ditolerir atas nama apa…
Dalam Islam, kreativitas tidak boleh keluar dari rel akidah, syariat, dan akhlak Islam. Kreativitas apa pun namanya, jika bertentangan dengan akidah Islam, tidak bisa ditolerir atas nama apapun, karena pada hakikatnya hal itu bukanlah sebuah tindakan yang terhormat. Biasanya itu sekadar sensasi dan mencari popularitas dengan melecehkan, mengolok-olok, dan mempermainkan agama. Tindakan itu bisa menyebabkan pelakunya murtad.

Dalam buku 4 Mutiara Zaman dikisahkan (Biografi Empat Imam Mazhab) dikisahkan, Imam Abu Hanifah (80-15 0H), tokoh mazhab paling rasional pernah berjalan bersama Abu Laila, seorang hakim di Kufah. Keduanya melewati para biduanita yang sedang menyanyikan lagu tak senonoh. Ketika para biduanita itu selesai menyanyi, Abu Hanifah berkata kepada mereka, “Kamu semua sungguh baik!”

Mendengar kata-kata itu, hati Abu Laila terkejut setengah mati. Lantas suatu ketika Abu Hanifah menjadi saksi bagi Abu Laila dalam suatu masalah, maka berkatalah Abu Laila, “Kesaksianmu tidak sah!” Abu Hanifah bertanya, “Kenapa?” Abi Laila menjawab, “Karena ucapanmu kepada para biduanita itu! Ucapanmu itu menunjukkan keridhaanmu terhadap kemaksiatan!” Abu Hanifah bertanya lagi, “Kapankah aku mengucapkan kalimat itu? Ketika mereka menyanyi atau ketika mereka diam?” Abi Laila menjawab, “Ketika mereka diam.” Abu Hanifah berkata, “Allahu Akbar! Sesungguhnya yang aku maksudkan dengan ucapan itu adalah bagusnya mereka ketika diam, bukan karena nyanyian itu!”

Sepenggal cerita menarik di atas menunjukkan kecerdasan Imam Abu Hanifah yang menggelitik kesadaran kita mengenai apa yang seharusnya dilakukan para seniman, penulis, dan insan kreatif lainnya dalam mengekspresikan kreativitas mereka. Untuk menjadi seorang yang kreatif tidak perlu melecehkan akidah, syariat, dan akhlak agama. Untuk menjadi orang kreatif tidak perlu membuat sensasi murahan atau kontroversi rendahan. Untuk menjadi kreatif tidak berarti menyelisihi syariat.
…remaja dan pemuda Muslim harus mengarahkan kreativitasnya dalam hal-hal yang mendatangkan pahala dan keridhaan Allah…
Maka, segenap muslim –terutama remaja dan pemudanya— diharapkan mengarahkan kreativitasnya dalam hal-hal yang mendatangkan pahala dan keridhaan Allah. Mereka memiliki andil serta kontribusi menegakkan Islam di muka bumi. Bagaimana caranya agar pemahaman agama Islam yang benar dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia, hal inilah yang harus dipikirkan. Karena para nabi dan rasul pun Allah bekali dengan kreativitas dalam rangka membumikan risalah yang mereka emban.

Pada tingkat yang paling tinggi orientasi kreativitas maupun kegiatan seorang muslim haruslah mencerminkan tujuan hidup seorang muslim yaitu beribadah kepada Allah SWT. untuk memperoleh sebuah rumah di surga kelak sehingga menjauhkan diri dari api neraka di akhirat. Inilah makna kreativitas yang diinginkan Islam dari umatnya. [ganna pryadha/voa-islam.com]